Peran Masyarakat Dalam Memerangi Kejahatan di Pilkades Serentak 2021

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on tumblr

                 Oleh : Yogi Wahyudien

Sabdanews.net, Opini – Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak 2021 merupakan ajang pemilihan untuk memilih calon kepala desa, dalam pelaksanaannya Pilkades dilaksanakan setiap enam (6) tahun sekali di desa-desa secara serentak setelah masa jabatan kepala desa habis.

Secara historis Pilkades diberlakukan semenjak disahkannya UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa (UU Desa). Kemudian diterbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa yang diterbitkan untuk melaksanakan Ketentuan pasal 46 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang menyebutkan perlunya menetapkan Permendagri tentang Pilkades.

Adapun tujuannya pelaksanaan Pilkades serentak untuk mengantisipasi intervensi politik dari berbagai orang-orang yang memiliki kepentingan besar dalam Pilkades, maka dari itu Pilkadrs yang dilaksanakan secara serentak diharapkan memutus mata rantai kejahatan yang biasa dilakukan dalam pelaksanaan Pilkades.

Contoh kejahatan yang sering terjadi di perhelatan Pilkades yang akan memicu Konplik baik Vertikal maupun Horisontal, antara lain:

Permainan Isu

Dalam politik, permainan isu merupakan hal yang lumrah dimainkan oleh para tim sukses dari berbagai kubu, dari permainan isu tersebut memicu situasi menjadi memanas sehingga potensi Konflik antar kubu pun rawan terjadi.

Oleh karena itu, masyarakat desa jangan mudah percaya terhadap isu-isu yang didapat sebelum menemukan kebenarannya, sehingga kita dapat selamat dari potensi Konflik yang dimainkan lewat isu-isu palsu.

Baca juga  Polsek Tigaraksa Polresta Tangerang dan Muspika Gelar Operasi Yustisi Penumpang Stasiun Kereta Api

Adu Gengsi antar Kubu
Pilkades bukan hanya menjadi ajang persaingan antar calon namun bisa jadi menjadi ajang gengsi antar kubu dan keluarga, tak jarang konflik dalam Pilkades sampai terjadi baku hantam, karena disebabkan oleh adu gengsi antar kubu yang membuat penyelesaian masalah menjadi cukup lama.

Dari masalah tersebut, masyarakat harus mampu melebur segala perbedaan dan egosentris kubu karena Pilkades merupakan pesta demokrasi yang memiliki azas bebas menentukan sikap dan pilihan, karena berbeda pilihan itu hak preogratif setiap orang.

Politik Uang
Politik uang merupakan tren politik saat ini, melihat situasi dan kondisi masyarakat saat ini memang cenderung banyak yang matrealis, sehingga merangsang  para calon untuk membuat taktik politik uang agar tujuannya dapat tercapai. Dalam hal ini, menurut saya politik uang bukan sebuah solusi, politik uang bisa menyebabkan bencana kepada calon dan masyarakat itu sendiri, biasanya pemimpin yang dihasilkan dari politik uang adalah calon-calon koruptor.

Maka dari itu, sebagai masyarakat cerdas, tentunya ingin pemimpin yang berkualitas. Oleh karena itu, kita harus mampu memerangi politik uang untuk menyelematkan desa kita dengan penuh kesadaran dan kebijaksanaan mari kita rubah pola lama kepada pola baru demi mewujudkan desa yang maju, Indonesia akan selamat jika demokrasinya sehat, Indonesia akan hancur jika demokrasinya ngaur.

Baca juga  Mumu Tigor, Siap Ikuti Kontestasi Pilkades Rocek

Netralitas Panitia Penyelenggara

Dalam demokrasi tidak akan terlepas dari tiga hal, yakni penyelenggara, pemilih dan peserta yang akan dipilih, dari tiga komponen tersebut merupakan inti dari sistem demokrasi dan yang paling utama adalah Panitia Pilkades yang dituntut menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Panitia penyelenggara harus menunjukan sikap netral, jujur, adil dan terbuka dalam melaksanakan sebuah prosesi pemilihan, jika hal tersebut tidak ditunjukan maka akan memicu sebuah konflik yang sangat besar dan akan terjadi keributan bahkan perang antar suku atau antar kampung.

Peran Masyarakat dalam persoalan ini wajib berpartisipasi dalam mengawasi jalannya Pilkades, agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi, karena jika masyarakatnya kuat mengawasi maka keamanan Pilkades bisa kondusif. Sebaliknya, jika ada sebuah kecurangan lekas laporkan kepada pihak yang berwajib dan ingat jangan sampai main hakim sendiri.

Praktek Perjudian

Praktek Perjudian yang dilakukan para penjudi demi mencari sebuah keuntungan. Para penjudi ini biasanya memainkan trik jual beli suara, mereka menjelma seolah-olah sebagai pendukung namun dibalik layar mereka melakukan perjudian sehingga dampaknya bisa merugikan baik kepada calon kades dan para pemilih yang seharusnya menggunakan hak pilih dengan benar. Namun, karena ulah para penjudi Pilkades memiliki Potensi Konflik yang sangat luar biasa.

Baca juga  Akhirnya! Kompensasi Kerjasama Pembuangan Sampah Untuk Warga Cilowong Sudah Cair

Dari kasus perjudian dalam Pilkades, tentunya sudah banyak masyarakat yang mengetahui namun masih banyak yang belum memahami cara si penjudi melakukan aksinya, untuk mencegahnya masyarakat harus menolak segala upaya seperti serangan pajar jual beli suara dan lain sebagainya. Slanjutnya, masyarakat pada waktunya pemilihan harus tetap fokus terhadap prinsip diri sendiri yang berdasarkan hati nurani tidak mudah terpengaruh oleh hasutan-hasutan si penjudi, karena sesungguhnya judi itu tidak dibenarkan dalam ajaran agama dan kita wajib memeranginya.

Persoalan di atas tadi mungkin sebuah kejadian yang biasa terjadi dalam Pilkades, maka tidak heran apabila Pilkades berjalan tidak sesuai dengan harapan. Pilkades memerlukan peran dari masyarakat dan  stakeholder setempat untuk mengawasi dan mengawal Pilkades Serentak 2021, agar berjalan dengan aman, lancar dan kondusif sehingga menghasilkan pemimpin yang sesuai harapan, yaitu calon kepala desa terpilih mampu memajukan dan menyejahterakan desa dan masyarakatnya.

Pilkades tahun 2021 ini dilakukan secara serentak dan semoga Pilkades serentak ini mampu menjadi solusi dari berbagai kejahatan, karena pada pelaksanaannya dilakukan secara bersamaan sehingga sedikit mengurangi tingkat kecurangan dalam Pilkades. Namun, sebagai masyarakat harus tetap waspada dan tetap berpikir positif dalam berpolitik, sehingga kita semua bisa menjalankan politik yang sehat dan terhindar dari Konflik.

Share on facebook
Facebook
Share on whatsapp
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mari inspirasi dunia dengan pandangan brilianmu bersama Sabdanews!