Haruskah Presiden Berasal Dari Jawa?

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Share on tumblr

Sabdanews.net, Opini – Sejak Indonesia merdeka, negeri ini slalu memiliki presiden. yang berlatar belakang dari Suku Jawa.

Satu-satunya presiden yang bukan dari Suku Jawa adalah almarhum B.J Habibie. Ia lahir di Gorontalo.
Proses naiknya Habibie menjadi presidenpun karena kecelakaan sejarah. Kala itu, Habibi menggantikan Soeharto, yang mengundurkan diri sebagai presiden pada 21 Mei 1998. Secara garis keturunan, Habibi juga memiliki garis keturunan Jawa. Ibunya berasal dari Jogjakarta.

Dari fakta ini, timbul pertanyaan mengapa Presiden Indonesia hampir semua memiliki latar belakang Suku Jawa?

Melansir dari detik.com. Jusuf Kalla pernah bicara, menurutnya, mungkin butuh sekitar 100 tahun sejak Indonesia merdeka untuk memiliki presiden dari luar Jawa.

Jusuf Kalla melihat, Amerika butuh 170 tahun untuk orang Katolik jadi presiden, butuh 240 tahun untuk orang hitam jadi presiden. Jadi, mungkin butuh 100 tahun dari kemerdekaan Indoensia, orang luar Jawa jadi presiden (Indonesia).
.
Menurut penulis, mungkin hal ini sejalan dengan pengalamannya yang pernah kalah dalam kontestasi politik nasional tersebut.

Baca juga  Ketua DPRD Kota Serang Minta Pemkot Serang Segera Membuka Kembali Tempat Wisata

Balik lagi ke pembahasan awal, dari berbagai sumber yang menjelaskan ‘kenapa presiden slalu dari jawa’, rata-rata lalu mengaitkan dengan ramalan Prabu Jayabaya yang merupakan penguasa kediri dari tahun 1135 sampai 1157.

Ramalan itu menyebutkan bahwa ada sosok Ksatria Piningit dan Ratu Adil yang akan membawa tanah Jawa dan Indonesia secara keseluruhan pada suatu kemajuan dengan kepemimpinan yang adil dan berjiwa ksatria.

Ramalan tersebut juga disebutkan bahwa, sosok Ratu Adil dan Ksatria Piningit itu berasal dari Pulau Jawa. Meskipun, hingga saat ini belum diketahui apa dan siapakah sosok sang Ratu Adil dan Ksatria Piningit yang dimaksud tersebut. Namun, diyakini sosok tersebut sudah pasti berasal dari suku Jawa.

Penulis juga teringat kisah tentang Tan malaka dan Sjahrir. Kala itu, Tan menyarankan dirinya sebagai Presiden dan Sutan Sjahrir sebagai perdana mentri.

Baca juga  Banten, Indeks Kebahagiaan, dan Kemiskinan Ekstrem

Sjahrir yang mendengar hal itu, malah bercerita bahwa ia sudah berkeliling Jawa dan menemukan begitu kuat pengaruh Soekarno. Kemudian, berkata kepada Tan Malaka: Jika saja anda lebih populer 10% dibanding Soekarno, mungkin akan mempertimbangkannya. Sjahrir juga mengatakan bahwa dirinya dan Tan Malaka adalah orang Sumatra, tidak begitu dikenal oleh orang-orang Jawa.

Kalau kita analisa saat ini secara real. Data DPT atau pemilih tetap dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tahun 2020, Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah menjadi provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak.

Jawa Timur 18,6 juta. Sedangkan, Jawa Tengah 15,5 juta. Kita bisa lihat, dua provinsi ini menjadi lumbung suara terbanyak di Indonesia.

Bukan hanya itu, data statistik BPS juga mengatakan bahwa suku Jawa masih mendominasi dibanding suku-suku lain. Sebanyak 40,22 persen. Diikuti suku sunda 15,5 dan Batak 3,58.

Baca juga  Kader Demokrat Bubarkan Acara Ilegal, Iti Jayabaya: Ini Banten, Bung! Pendukung Moeldoko Jangan Main-main Dengan Demokrat!

Tapi, apakah sosok presiden yang ideal untuk bangsa Indonesia melihat dari latar belakang suku?

Penulis rasa tidak, itu bukan hal yang relevan.
Apalagi kalau kita tinjau sejarah, Indonesia adalah sebuah bangsa yang didirikan atas kesepakatan bersama. Di atas keragaman etnis, bahasa, dan budaya.

Tentu, kita semua tahu, ketika memperebutkan kemerdekaan dari penjajah hanya punya satu tekat, yakni Indonesia Merdeka.

Menurut penulis, pemimpin yg ideal untuk bangsa ini adalah ia yang memahami kondisi segala penderitaan yang dialami Indonesia.

Terlebih lagi, bangsa ini sedang menghadapi permasalahan yang amat kompleks: kesenjangan kesejahteraan, korupsi, penegakan hukum yang lemah, membludaknya angka pengangguran, dll.

Sebab itu, pemimpin yang dibutuhkan saat ini adalah pemimpin super tangguh yang mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang dialamai Negeri ini. Siapapun orangnya, orang jawa atau bukan orang jawa Asalkan orang Indonesia.

Oleh:

M. Ade Firdiansyah

Konten Kreator Sejarah

Share on facebook
Facebook
Share on whatsapp
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mari inspirasi dunia dengan pandangan brilianmu bersama Sabdanews!